Riyadh (ANTARA) - Majelis Umum Pariwisata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Sesi ke-26 pada Senin (10/11) di Riyadh, Arab Saudi, merilis Deklarasi Riyadh tentang Masa Depan Pariwisata, dengan para anggotanya berjanji akan membangun sektor pariwisata global yang lebih berkelanjutan, inklusif, dan berteknologi maju.
Deklarasi tersebut menetapkan 11 komitmen utama, dimulai dengan seruan mendesak bagi para anggota untuk "segera bertindak guna mendorong dan mempercepat kemajuan menuju sektor pariwisata yang lebih berkelanjutan yang menyeimbangkan pengelolaan lingkungan, vitalitas ekonomi, dan kesejahteraan sosial."
Mengakui pesatnya laju perubahan teknologi, terutama teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan inovasi digital, deklarasi ini mendorong penggunaan alat-alat tersebut untuk mendorong inovasi, memungkinkan pembuatan kebijakan yang berdasarkan data, serta meningkatkan pengalaman pengunjung.
Deklarasi Riyadh ini menugaskan UN Tourism dan sekretaris jenderalnya untuk menyiapkan peta jalan strategis tentang masa depan pariwisata, yang akan dipresentasikan kepada Dewan Eksekutif dan didanai dengan kontribusi sukarela dari para anggota yang berminat.
Dalam sebuah konferensi pers, Menteri Pariwisata Arab Saudi Ahmed Al Khateeb mengatakan bahwa Deklarasi Riyadh menekankan keberlanjutan, konektivitas udara, serta pengembangan dan pelatihan sumber daya manusia.
Al Khateeb mengungkapkan bahwa negara-negara anggota menyoroti pentingnya transformasi digital di sektor perjalanan dan pariwisata, termasuk penggunaan AI untuk mengotomatiskan fungsi-fungsi yang tidak memerlukan campur tangan manusia.
Sidang Majelis Umum Pariwisata PBB Sesi ke-26 diselenggarakan di Riyadh dari 7 hingga 11 November.